SIJUNJUNG - Setelah sehari sebelumnya, yakni Jum'at (29/04) sebanyak 518 orang masyarakat Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Agam, Kota Payakumbuh, dan Kabupaten Limapuluh Kota yang terpapar paham radikalisme Negara Islam Indonesia (NII) melakukan cabut ba'iat di Gedung Nasional Maharajo Dirajo Kota Batusangkar, Kab. Tanah Datar.
Hari ini Sabtu (30/04) sebanyak 48 orang masyarakat Sijunjung kembali melalukan cabut ba'iat di Kantor Wali Nagari Sungai Lansek, Kec. Kamang, Kab. Sijunjung, yang di hadiri Bupati Kabupaten Sijunjung, Kapolres, unsur Forkopimda, perangkat Nagari Sungai Lansek, tokoh masyarakat serta alim ulama.
Baca juga:
Dini Hari, Melepas Teman Berhaji
|
Dalam sambutannya Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir menghimbauan Camat dan Wali Nagari yang ada di Kabupaten Sijunjung untuk bersama-sama menangkal paham radikalisme NII.
Tidak hanya dari Nagari Sungai Lansek, namun para mantan anggota NII dari Nagari Tanjung Gadang juga turut hadir mengikuti kegiatan tersebut.
Sementara, Kapolres Sijunjung AKBP Muhammad Ikhwan Lazuardi. S'ik mengultimatum masyarakat Sijunjung yang masih mengikuti paham sesat NII untuk segera mencabut ba'iat sebelum tanggal 20 Mei 2022 sesuai instruksi Kapolda Sumbar Irjen Pol. Teddy Minahasa.
"Masyarakat Sijunjung tidak pernah anti Pancasila, apa lagi akan mengulingkan pemerintah yang sah, tidak ada itu. Kalau ada yang masih membuat masyarakat Sijunjung sesat, saya sudah kordinasi sama Kodim, pemerintah daerah, dan Polda Sumbar akan mengambil tindakan untuk memproses hukum secara tegas, " ujarnya.
Masyarakat Sijunjung yang terpapar NII, lanjut AKBP Lauzuardi, mengaku hanya ikut - ikutan saja, sementara otak pelakunya masih dalam pengejaran dan penyelidikan pihaknya.
Deni Desvita (42) salah seorang mantan pengikut NII mengaku kaget dan sangat shok begitu mengetahui namanya sudah terdaftar sebagai pengikut NII. Dirinya baru menyadari ternyata aliran yang selama ini ia ikuti sesat seperti teroris.
"Kami semuanya kaget, padahal semenjak ikut NII kegiatan hanya sholat dan mengaji di mesjid dan musholla, tidak tahu bahwa aliran itu sesat, " imbuhnya.(JH)